
● online
Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya
Melihat Tradisi Magis Ngerebong Warga Kerauhan & Menusuk Seluruh Badan dengan Keris
Melihat Tradisi Magis Ngerebong
Warga Kerauhan & Menusuk Seluruh Badan dengan Keris
Ada sebuah tradisi dari beberapa tradisi,ritual unik nan magis yang ada di Bali, yaitu tradisi ngerebong. Ngerebong adalah salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Bali, khususnya oleh masyarakat yang ada di Desa Kesiman, Denpasar. Tidak hanya itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik lain para wisatawan karena tradisi ini berbau mistis dan magis.
Sebuah ritual keagamaan unik berumur ratusan tahun digelar di Desa Kesiman, Denpasar Bali. Dalam upacara yang disebut Ngerebong ini, puluhan warga mengalami kerauhan atau kesurupan massal. Tradisi ngerebong merupakan tradisi kuno Desa Kesiman yang sudah berusia ratusan tahun. Lewat upacara yang digelar setiap 210 hari sekali ini, warga desa percaya akan diberi keselamatan terhindar dari wabah dan bencana.
Syahdan Posmo yang berkunjung di Dewata kala itu menyaksikan pada awalnya upacara berlangsung tenang dan khidmat, tiba-tiba berubah menjadi riuh dan menegangkan. Puluhan warga baik laki maupun perempuan yang awalnya datang ke pura untuk bersembahyang, tiba-tiba saja mengalami kerauhan atau kesurupan. Warga yang kesurupan ini kemudian dipegang oleh anggota keluarga atau rekannya. Bersama ribuan warga lainnya, mereka kemudian mengelilingi bangunan Wantilan Pura sebanyak tiga kali.
Ya tak hanya kesurupan sambil berteriak, tertawa atau menangis, warga yang sudah kerasukan roh suci ini juga melakukan aksi ngurek atau menghujamkan sebilah keris ke bagian dada, leher hingga kepala. Meski keris yang digunakan semuanya tajam, namun tidak ada darah warga yang menetes dalam atraksi ngurek ini.
Pura Petilan Kesiman
Ngerebong sendiri merupakan bahasa Bali yang memiliki arti berkumpul. Pada saat tradisi Ngerebong diadakan, dipercaya jika para dewa sedang berkumpul. Tradisi ngerebong akan diadakan setiap 6 bulan sekali sesuai dengan penanggalan Bali, yaitu setiap 8 hari setelah Hari Raya Kuningan, pada hari Minggu/ Redite Pon Wuku Medangsia.
Pusat diadakannya tradisi Ngerebong Bali berada di Pura Petilan, yang terletak di daerah Kesiman. Sebelum dimulainya acara puncak, biasanya masyarakat sudah memenuhi area acara. Disana juga sudah terdapat beberapa suguhan seperti alunan musik tradisional, bunga-bungaan dalam tempayan cantik, serta penjor-penjor. Sebelum upacara dimulai, para pecalang atau yang biasa disebut polisi adat akan mengosongkan jalanan atau menutup jalan. Jalanan ditutup sebab upacara dan serangkaian tradisi ngerebong memang sakral.
Untuk mengawali upacara ini, masyarakat akan sembahyang di Pura Petilan. Kemudian acara akan semakin ramai, karena dilanjutkan dengan adanya acara adu ayam di wantilan. Wantilan merupakan bangunan yang menyerupai bale-bale. Setelah itu masyarakat mengarak barong yang merupakan lambang kebaikan bagi masyarakat penganut Hindu dan diarak menuju pura Pengerebongan. Kemudian masyarakat juga keluar dari pura dan mengelilingi tempat adu ayam atau wantilan tadi sebanyak tiga kali.
Di Momen-momen mengelilingi wantilan akan terdapat beberapa orang yang kerauhan atau kerasukan. Orang-orang yang kesurupan tersebut akan mengeram, menangis, berteriak, menari-nari dengan diiringi oleh musik tradisional beleganjur. Selain melakukan hal-hal tersebut, orang-orang yang kesurupan juga akan melakukan tindakan yang ekstrem. Mereka akan menghujamkan keris pada dada, leher, kepala dan mereka juga tidak terluka.
Masyarakat yang tidak kesurupan wajib mengamankan masyarakat yang lain yang tidak kesurupan agar menghindari orang kesurupan melukai mereka. Kekuatan magis roh yang masuk pada tubuh mereka seolah-olah memberikan efek kebal, sehingga mereka tidak terluka meskipun keris menggoresi tubuh mereka. Kerasukan seperti itu memang akan terjadi pada ritual Ngerebong ini.
Tokoh Bali mengatakan, tujuan tradisi Ngerebong Bali adalah untuk mengingatkan umat Hindu agar terus menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan alam atau yang dikenal dengan istilah Tri Hita Karana. “Memang tidak ada asal-usul atau sejarah yang pasti mengenai Ngerebong ini, namun masyarakat tetap melestarikannya. Maka jika Anda datang ke Bali dan dapat datang ke lokasi ritual sesuai jadwal yang ditentukan. Ritual juga selesai pada saat setelah matahari tenggelam. Berakhirnya tradisi Ngerebong ini ditutup dengan persembahyangan yang membuat roh-roh pulang ke alamnya. Dan semua masyarakat kembali sadar setelah tradisi sacral ini berakhir.
Ngurek, Ritual Anti Senjata Tajam
Ritual Ngurek atau yang bisa disebut dengan ‘Ngunying’ termasuk salah satu dari upacara Dewa Yadnya, atau dalam kedaan kepercayaan hindu ‘Persembahan kepada Tuhan YME’ Kata ‘ngurek’ berasal dari ata ‘urek’ dalam Bahasa Bali yang berarti melubangi atau menusuk, jadi ‘Ngurek” bisa diartkan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk melubangi/ menusuk bagian tubuh sendiri, dengan keris, tombak, atau alat lainnya dalam kondisi tidak sadar.
Ngurek pada zamannya hanya bisa dilakukan oleh para pemangku (Tokoh keagamaan Hindu), namun kini orang yang melakukan Ngurek tak lagi dibedakan statusnya, bisa pemangku, penyungsung Pura,anggota krama desa, tokoh masyarakat, laki-laki dan perempuan.. Tapi suasananya tetap yaitu mereka melakuannya dalam keadaan kerasuan. Kendati keris yang terhunus itu ditancapkan ketubuh, namun tidak setitikpun darah yang keluar atau terluka.
Tradisi unik ‘Ngurek’ ini biasa dilakukan di luar kompleks pura utama. Sebelum ‘Ngurek’ dimulai, biasanya dilaksanakan tarian Barong dan Rangda serta para pepatih yang kerasukan itu keluar dari dalam kompleks pura utama dan mengelilingi Wantilan Pura (bagian luar pura) sebanyak 3 kali. Saat melakukan hal itulah, para pepatih mengalami titik kulminasi spiritual tertinggi.
Kerasukan dalam ‘Ngurek biasanya terjadi setelah melakukan proses ritual. Untuk mencapai klimaks kerasukan, mereka harus melakukan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga yang terdiri dari:
1. Nusdus adalah merangsang para pelaku Ngurek dengan asap yang beraroma harum menyengat agar segera kerasukan.
2. Masolah merupakan tahap menari dengan iringan lagu-lagu dan koor kecak atau bunyi-bunyian gamelan.
3. Ngaluwur berarti mengembalikan pelaku Ngurek pada jati dirinya.
Masuknya roh ke dalam diri para pengurek ini ditandai oleh keadaan: Badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik dengan diiringi suara Gending gamelan, para pengurek yang kerasukan langsung menancapkan senjata. Biasanya berupa keris pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher, alis dan mata, walaupun keris tersebut ditancapkan dan ditekan kuat-kuat secara berulang-ulang, jangankan berdarah tergorespun tidak kulit para pengurek tersebut, roh yang ada didalam tubuh para pengurek ini menjaga tubuh mereka agar kebal, tidak mempan dengan senjata.
Tradisi ngurek ini merupakan kebiasaan masyarakat Bali, dimana saat upacara mengundang roh leluhur dilakukan, para roh diminta untuk berkenan memasuki badan orang-orang yang telah ditunjuk, dan menjadi sebuah tanda bahwa roh-roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka. Tradisi ngurek juga dipercaya, untuk mengundang Dewa dan para Rencang-Nya, berkenan menerima persembahan ritual saat upacara. Jika orang-orang yang ditunjuk sudah kerasukan dan mulai Ngurek, maka masyarakat bisa mengetahui dan meyakini kalau Dewa sudah turun ke dunia.
Sumber: Posmo
Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)
PRAKTEK DI 3 KOTA
Jakarta
Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB
Bandung (Pusat)
Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Banten
Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)
Tags: badan, bandungbarat, dengan, dennycagur, inti, Jakarta, Jati, kerauhan, keris, kisukma, Konsultasi, magis, melihat, menusuk, mistis, ngerebong, padepokan, Pangeran, Paranormal, Placesetan, problem, seluruh, semesta, sobat, Solusi, Spiritual, Sukma, Supranatural, Tradisi, trans7, warga
Diposting oleh Ki Sukma
Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.
Melihat Tradisi Magis Ngerebong Warga Kerauhan & Menusuk Seluruh Badan dengan Keris
Tiga Aliran Besar Pencak SIlat di Banten Pencak Silat adalah warisan budaya tak benda milik Indonesia yang sudah ditetapkan oleh... selengkapnya
Kawah Rengganis menjadi saksi bisu pertemuan para leluhur sunda sejak ratusan tahun lalu. Konon, salah satu leluhur yang disebut sebagai... selengkapnya
Beliau lahir di Khurasan, Iran, pada tahun 325H/937 M dalam sebuah keluarga yang sangat taat beragama. Bahkan kedua orang tuanya... selengkapnya
Keris Pandhita Semedhi. Pusaka Warisan leluhur ini tergolong keris tua, keberadaannya semasa zaman kerajaan tak hanya dimiliki oleh prajurit akan... selengkapnya
Makanan yang kita makan akan mempengaruhi rasa dan warna dari urin, selain itu suhu udara dan jumlah air yang diminum... selengkapnya
Setiap Kesatuan Taici Memiliki Dua “Muka” yang disebut Yin dan Yang Zaman dahulu kala suatu masyarakat menginginkan hidup yang sehat,... selengkapnya
Telisik Metafisika Nusantara dari Fenomena Puncak Semeru Bertopi Isyarat Para Dewa Musyawarah Sambut Ratu Adil Puncak Gunung Semeru dilingkupi fenomena... selengkapnya
Komunikasi Orang Sakti Lewat Alam Gaib Pertemuan Dua Pertapa di Petilasan Dampu Awang Syekh Rojab atau Abah Rojab kini menjadi... selengkapnya
Kisah Pandawa Kurawa, Karna Tewas Terpenggal di Ujung Panah Arjuna Perang Baratayuda, atau lengkapnya Baratayuda Jayabinangun, perang antar darah Barata... selengkapnya
MAJLIS TA’LIM YASIN Thariqah Qadiriyyah Naqsabandiyyah Walisongo (TQNW) Tawassul dan Dzikir Tarekat TQNW Setiap malam Jumat di Padepokan Inti Semesta.
Kehidupan memiliki misteri, ada hal-hal yang berada di luar logika. tidak selamanya pikiran manusia mampu memahami makna dari suatu peristiwa…. selengkapnya
Rp 1.000.000ROGRAM KHUSUS PENGISIAN ILMU GHAIB, PELET DAN KESELAMATAN Bagi anda yang tertarik untuk membentengi diri dengan ilmu gaib/ energi keselamatan… selengkapnya
Rp 2.500.000Program Pengisian Ilmu Asy-Syifa adalah Program pengisian ilmu untuk menjadi penghusada/ penyembuh baik untuk menyembuhkan diri sendiri maupun orang lain…. selengkapnya
Rp 2.500.000Mustika Sapujagat merupakan mustika yang berisi Khodam Eyang Sapujagat. Secara alami mustika ini memiliki energi positif yang sangat kuat, mampu… selengkapnya
Rp 1.500.000Baju Seragam untuk Anggota Padepokan Inti Semesta Sebuah Simbol persaudaraan dan keanggotaan resmi di Padepokan Inti Semesta, silahkan Miliki Seragam… selengkapnya
Rp 200.000Ilmu Penutup Pengunci Qolbu adalah Ilmu untuk Menutup, Mengunci Qolbu/ Hati seseorang agar tetap pada komitmennya, agar setia mencintai Anda,… selengkapnya
Rp 2.500.000Minyak Hikmah Stanbul 1144 adalah minyak hikmah hasil Riyadhoh (Ritual) bathin dengan ilmu Hikmah Tingkat Tinggi. Berisi 1144 Khodam Panglima… selengkapnya
Rp 900.000Penyepuh Azimat dan Pusaka adalah Solusi untuk perawatan Azimat, Pusaka dan Ilmu kesayangan Anda. Bila Azimat, pusaka dan Ilmu yang… selengkapnya
Rp 1.000.000Mustika Natural Blue Ruby Mustika Ruby berwarna biru yang menarik cocok dipakai sehari-hari untuk menyempurnakan penampilan Anda. Mustika ini pun… selengkapnya
Rp 1.500.000Minyak Asihan & Pelaris Super Bulu Perindu adalah Sarana AMPUH untuk ASIHAN dan PELARIS Penjualan Produk dan Jasa dalam bentuk… selengkapnya
Rp 1.000.000
Saat ini belum tersedia komentar.