Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Renungan “Musibah Kekeringan”

Renungan “Musibah Kekeringan”

Diposting pada 5 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 315 kali / Kategori:

Musibah kekeringan yang kali ini melanda berbagai daerah di Indonesia, menggugah hati dan menggoncangkan pikiran banyak orang. Bukan saja karena musibah besar ini telah mendatangkan penderitaan dalam berbagai bentuk dan ukuran bagi jutaan orang, melainkan juga memunculkan beraneka pertanyaan dan bahan renungan.

Apakah musibah ini memang takdir Tuhan, ataukah ini hanyalah akibat kesalahan manusia juga? atau, apakah kita semua harus menerima dengan tawakkal dan sabar nasib sedih yang menimpa begitu banyak orang, ataukah harus ikut berbuat sesuatu untuk mengatasinya? Lalu, kalau sudah begitu, apa sajakah kekurangan (atau kesalahan) yang telah terjadi dan siapa pula yang harus bertanggungjawab?

Justru soal-soal yang berkaitan dengan itu semualah yang selama berhari-hari dan terus-menerus bisa kita baca dalam  pers Indonesia, dan kita lihat atau dengar dari Televisi dan Radio. Agaknya, juga itu semualah  yang dibicarakan oleh begitu banyak sawah yang mengalami  kekeringan dan oleh orang-orang yang bersama seluruh keluarganya terpaksa mencari air yang jaraknya 4 KM.

Mungkin ketika sejumlah besar orang sudah berhari-hari kesulitan air bersih banyak juga yang mempertanyakan tentang efisiensi kerja pemerintah dan kebenaran sistem politik, ekonomi, sosial yang dianut oleh negeri kita dewasa ini.

Banjir besar kali ini telah mendatangkan kesengsaraan bagi banyak sekali penduduk. Siaran-siaran radio dan televisi telah menyajikan cerita-cerita yang mengharukan dan menyedihkan tentang penderitaan mereka itu. Masih belum bisa diperkirakan berapa besar kerugian material (dan jiwa) yang dialami oleh penduduk dan perusahaan-perusahaan , dan juga oleh negara.Sebab musim panas sedang berlangsung tersu di berbagai wilayah  dan bahaya kekeringan juga masih mengancam. Namun, bencana besar yang menimpa daerah Indonesia ini juga bisa membawa berbagai hikmah. Karena musibah ini bisa diharapkan menjadi “pecut” atau “pukulan” untuk membangunkan kalangan atas dari tidur dan mimpi mereka, sehingga mereka bisa melihat dengan jelas realitas kongkrit bahwa banyak hal yang harus diperbaiki, dirobah atau bahkan dibongkar sama sekali dalam cara menyelenggarakan negara.

Hikmah lainnya adalah bahwa kekeringan ini bisa merupakan pelajaran bagi masyarakat, sehingga mereka bisa menjadi lebih bersikap kritis terhadap langkah-langkah atau politik berbagai institusi pemerintahan, DPR atau DPRD dan juga kalangan swasta. Disamping itu, kekeringan besar ini juga telah melahirkan aspek positif, yang berbentuk berbagai aksi solidaritas yang lahir secara spontan di kalangan masyarakat sendiri. Aksi solidaritas  yang berkembang di kalangan penduduk ini adalah segi yang indah di tengah-tengah penderitaan rakyat korban kekeringan.

Hikmah lainnya adalah bahwa dalam menghadapi musibah besar ini, makin kelihatan lebih jelas lagi bagi banyak orang. Siapa-siapa saja atau golongan yang mana saja, yang betul-betul bersikap peka terhadap kepentingan rakyat, dan mana pula yang tidak peduli atau bahkan terus membuta-tuli saja terhadap penderitaan rakyat.

Oleh karenanya, sejak sekarang sudah dapat diperkirakan bahwa  kekeringan besar di sebagian daerah Indonesia dan sekitarnya ini masih akan berbuntut panjang. Kalaupun kekeringan sudah surut, banyak persoalan masih bisa timbul. Sebab, justru waktu  itulah datang saatnya bagi berbagai fihak (kalangan pemerintah maupun masyarakat) untuk menarik pelajaran dari pengalaman yang sangat menyedihkan  banyak orang ini, dan mencari solusi supaya  musibah semacam itu  tidak terulang lagi di masa datang.

Salah satunya jalan adalah kita sebagai umat islam melakukan tindakan menanam pohon di tanah-tanah yang gundul, baik di perbukitan, pegunungan maupun lingkungan persawahan. Sehingga air tetap banyak di dalam tanah. Saat musim kering air akan tetap muncul di sumur-sumur masyarakat.

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Renungan “Musibah Kekeringan”

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Renungan “Musibah Kekeringan”

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: