
● online
Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya
Klenteng Tri Dharma ‘Sumber Naga’, Probolinggo Pemancar Kedamaian Dan Ketentraman
Klenteng Tri Dharma ‘Sumber Naga’, Probolinggo
Pemancar Kedamaian Dan Ketentraman
Kota Probolinggo adalah kota lama yang mempunyai banyak bangunan kuno jejak masa lampau. Salah satunya adalah bangunan kuno yang berbentuk kelenteng dan dikenal dengan nama Kelenteng Sumber Naga. Kelenteng ini sebenarnya bernama Liong Tjwan Bio yang berarti Kelenteng Sumber Naga. Penggunaan nama dalam Bahasa Indonesia itu dilakukan sejak masa pemerintahan Orde Baru. Konon, kelenteng Sumber Naga ini sudah ada sejak tahun 1865 dengan Kong CoTan Hi Jin sebagai sesembahan utamanya. Berikut ulasannya.
Sebuah daerah yang penduduknya saling rukun, saling menghormati agama maupun kepercayaan masing-masing. Suasana kota itu memang tenang, segala sesuatu berjalan lancar. Di malam hari, sekitar jam.22.00, suasana sudah terlihat sepi. Kendaraan umum yang biasanya diperoleh hanyalah becak. Yang ramai dilalui oleh lalu lintas antar kota hanyalah jalan raya di tepi pantai, terusan dari Surabaya, untuk menuju Panarukan hingga Banyuwangi. Jadi praktis dinamika penduduk di dalam kota terhenti di malam hari. Memang sepi, tapi justru di sinilah letak kelebihan kota ini dibandingkan dengan kota-kota lainnya, yakni suasananya yang aman. Jarang terjadi tindak kejahatan atau perbuatan kriminalitas lainnya terjadi di malam hari. Berjalan kaki seorang diri, melenggang di tengah jalan yang sunti sepi, tidak ada seorangpun yang mengganggu.
Salah satu sebab dari sekian banyak sebab kondisi yang tenang, aman dan damai itu, adalah karena banyaknya tempat-tempat beribadah, dari berbagai agama ataupun alran kepercayaan, yang selalu dipadati ummatnya. Pada hari-hari tertentu. Salah satu tempat beribadah yang termasuk yang termasuk ‘lanjut usia’ dan banyak memberikan andil dalam menciptakan situasi dan kondisi tersebut adalah Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) “Sumber Naga” yang terletak di Jl. WR. Supratman No. 137.
Bila ada berjalan di jalan Raya WR. Supratman akhirnya anda akan mengalami bahwa jalan itu melingkar di ujungnya, yang akhirnya bertemu lagi untuk kembali berbalik arah. Nah, tepat di lingkaran itulah berdiri tegak namun tampak sakral, TITD “SUmber Naga” tempat itu tekenal-nya di kalangan penduduk Probolinggo, sampai tukang becak pun tidak ada yang tidak tahu.
Klenteng yang satu ini merupakan salah satu tempat sakral umat Kong Hucu yang menawarkan ornamen unik dan aspek religius. Tempat ini pada dasarnya sebagai tempat beribadah, dan kadang-kadang digelar upacara dan aktivitas keagamaan. Dibuat 142 Tahun yang lalu dan masih terjaga dengan baik. Sehingga menjadi menarik bagi banyak orang yang melihat sekilas klenteng tersebut.
dalam upacara Imlek, salah satu atraksi menarik yaitu Barongsai & Patng Dewi Qwan Im diarak keliling kota. Dengan kombinasi lentera, prosesi pembersihan altar dan lain-lain selalu digelar secara teratur. Kadang-kadang digelar Parade Budaya China yang dilakukan oleh etnis China as sebagai penduduk asli Kota Probolinggo.
Bagaimana terjadinya atau bisa ada TITD atau yang lebih akrab yang disebut Kelenteng oleh penduduk Probolinggo itu disitu? menurut penjelasan dari Pulus Gimsar, seorang tokoh senior yang lebih akrab dipanggil ‘Papi’ oleh umat Tri Dharma setempat beberapa tahun yang lalu, kelenteng itu diresmikan berdirinya pada tahun 1865, sebagaimana tercantum dalam prasasti. Jadi sekarang ini sudah berusia 137 tahun.
Asal Muasal
Bermula ada lima orang dermawan, dimasa penjajahan Belanda, bersama-sama menyumbang dana untuk mendirikan kelenteng. Seorang diantaranya bernama Oen Po Djan, yang terbesar sumbangannya. Bangunan utamanya berada di tengah-tengah, serta bangunan kecil di kiri kanannya, yang tetap dijaga keutuhan maupun kelestariannya sampai sekarang. Sesudah mengalami renovasi beberapa kali, yang terakhir adalah tahun 1990, maka jadilah bangunan beserta bangunannya. Bahkan disebelah baratnya, telah dibangun GOR (Gelanggang Olah Raga Tri Dharma), yang bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kegiatan olah raga, tetapi juga untuk keperluan lain seperti pesta perkawinan, perayaan ulang tahun, reuni dll. Saat ini seluruh kompleks ‘Sumber Naga’ luasnya sekitar satu hektar, dengan jumlah umat lebih dari 400 KK, yang berdomisili di Kota Probolinggo sendiri maupun dari Kabupaten Probolinggo. Umat yang rutin berdoa di tempat itu, terdiri dari pemeluk agama Budha, Kong Hucu dan Tao.
Walaupun jumlah umat yang secara rutin beribadah di tempat itu bisa diketahui dengan jelas, apa dan siapanya, tetapi ternyata TITD “Sumber Naga” juga menjadi tempat beribadah bagi orang-orang termasuk penduduk asli (Pribumi) seperti dari suku Madura, Jawa, Bali dan sebagainya yang tentu saja bukan pemeluk agama Budha. Kong Hucu ataupun Tao. Hal itu dibenarkan oleh kepala Tata Usaha, Albert Handoyo dan Ketua TITD “Sumber Naga”, Hadi Rumekso, bahkan menurut Paulus, pada saat angin barat, nelayan-nelayan Madura dari Mayangan, datang ke Kelenteng ini, lalu berdoa, minta izin untuk melaut atau tidak. Termasuk juga nelayan-nelayan dari Tanjung Balai, Sumatera, berdoa disini juga.
Kelima pendiri tadi, telah membuat altar bagi dewa yang menjadi tuan rumah tempat itu, yakni Tan Hu Cin Jin, yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Kongco’ (Penguasa Rumah). Uniknya lagi, kelenteng yang tuan rumahnya Tan Hu Cin Jin itu adanya hanya mulai dari Probolinggo, terus ke arah Timur, yaitu Besuki, Rogojampi, Banyuwangi dan Bali. Bagaimana asal muasalnya bisa terjadi seperti ini, akan terkupas dalam tulisan tersendiri.
Bakti Sosial
Kebetulan pula kehadiran “Suar 168” bertepatan dengan hari ulang tahun (Se Jit) dari Kongco Tan Hu Cin Jin, yang tepatnya jatuh pada tanggal 15 bulan 7 tahun imlek 2553, pada saat malam bulan purnama (15 cit Gwee Poa) yang pada tahun Masehi 2002. Jadi sesuai kalender ritual, atau kebaktian pada hari raya, maka TITD “Sumber Naga” pada hari tersebut menyelenggarakan serangkaian upacara persembayangan yaitu: Upacara sembahyang untuk para Sin Beng yang lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan sembahyang Boo Too atau King Hoo Ping yang juga dikenal sebagai “Sembahyang Rebutan”. Kemudian ditengah-tengah acara tersebut, diadakan acara Pembagian Bingkisan Tri Dharma yang sudah diberkati oleh Kongco, untuk penduduk Probolinggo yang dianggap kurang mampu.
Mengenai mengapa dipilih tanggal 15 bulan 7 imlek, adalah sudah menjadi kesepakatan bersama dari paguyuban TITD yang berpusat di Surabaya. Kebetulan pula tanggal tersebut bertepatan dengan hari sembahyang ‘Boo Too’ atau sembahyang rebutan. Yaitu sembahyang untuk para arwah dari leluhur kita, yang ketika meninggalnya tidak dirawat, sebab menurut agama Konghucu (8 kebijakan) arwah leluhur kita harus dihormati dengan penuh bakti. Ajaran agama Kong hucu termasuk dalam ajaran dari Tri Dharma (Budha, Khonghucu dan Tao).
Ajaran agama Konghuchu ini mirip dengan ajaran agama Budha, yakni pada bulan 7 Imlek adalah bulan yang sangat bermanfaat untuk dua alam, yaitu alam manusia dan alam baka. Oleh karena itu bulan tersebut harus dilakukan sembahyang untuk arwah sanak saudara, orang tua maupun leluhur yang telah meninggal dunia. Doa itu dapat menolong arwah yang masih berada di dalam keadaan sengsara di tiga alam samsara, yaitu alam Asura atau alam setan gentayangan, Alam Pretta atau alam hantu kelaparan dan alam niraya atau neraka. Dengan doa yang dipanjatkan itu, mereka dapat terlahir dialam yang lebih baik. Dalam agama Budha, upacara sembahyang Boo Too ini disebut juga upacara Ulambana atau Cio Ko.
Di TITD ‘Sumber Naga’ terdapat 13 Altar tempat singgasana Sin Beng, mereka adalah: 1. Altar Tuhan YME (Yang tertinggi), 2. Hio Lau Cung Lu, 3. Jie Kongco Tan Hu Cin Jin, 4. Hauw Ze, 5. Toa Kongco Tan Hu Cin Jin, dan No.6 dan 7; di kiri kanannya ada dua rupang, pengawal Kong Co Tan Hu Cin Jin 8. Kong Lam Po Sat, 9. Hok Tek Ceng Sin, 10. Kwan Im Po Sat + 18 Lo Han, 11. Sakyak Budha Gautama, 12. Kwang Tek Cun Ong, 13. Kwan Sin Tee Kun.
Bukan Wihara
“Tempai ibadah ini memang tidak bisa disebut Wihara, karena memang bukan Wihara” tegas Pulushr. Sebab kalau Wihara berarti kami harus berada dibawah organisasi seperti Walubi, Majabumi, Majabutri, dan sebagainya. Sebenarnya, yang lebih tepat namanya adalah “Kelenteng”. Karena, pada setiap upacara persembahyangan, selalu terdengar bunyi teng…teng…teng… dari lonceng yang dibunyikan di ruang ibadah.
Namun pengertian yang sempit itu diperluas, karena ternyata tempat ini juga digunakan untuk beribadah oleh orang yang beragama berbeda-beda seperti Budha, Kong Hucu, Tao, dll. Sehingga lebih tepat kalau dinamakan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD). Tetapi jangan keliru, tempat ini juga terbuka untuk orang yang tidak memeluk ketiga agama tersebut. Nyatanya memang banyak orang yang beragama lain (Di luar tiga agama tersebut) yang berdoa atau memohon sesuatu di tempat ini.
Memang demikianlah faktanya, TITD “Sumber Naga” Probolinggo secara tidak resmi, tapi secara kenyataan telah menjadi tempat berkumpulnya para komunitas dari pemeluk berbagai agama. Sungguh menarik, dan mereka bersama-sama rukun, saling bercakap-cakap mengungkapkan pengalaman pengalaman masing-masing pada hari-hari tertentu. Pancaran kedamaian dan ketentraman turut terpancar dari tempat ini, sehingga Probolinggo berhasil mempertahankan situasi dan kondisi yang aman dan damai dari masa ke masa.
Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)
PRAKTEK DI 3 KOTA
Jakarta
Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB
Bandung (Pusat)
Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Banten
Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)
Tags: Bandung, dennycagur, hororkomedi, inti, Jati, Kedamaian, ketentraman, kisukma, Klenteng, Konsultasi, mistis, padepokan, Pangeran, Paranormal, pemancar, Perjalanan, Placesetan, probolinggo, semesta, sobat, Spiritual, Sukma, sumber.naga, Supranatural, trans7, tridharma
Diposting oleh Ki Sukma
Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.
Klenteng Tri Dharma ‘Sumber Naga’, Probolinggo Pemancar Kedamaian Dan Ketentraman
Sejak kecil Syekh Taqiyuddin mendapat didikan ilmu syariah dan agama di rumah dari ayahnya dan datuk (kakek buyut)nya. Ayahnya adalah... selengkapnya
Kisah Kesaktian Mbah Fanani Terlihat di Mekkah, Hilang Waktu Shalat Mbah Fanani hampir 20 tahun bertapa di jalan Raya Dieng,... selengkapnya
Bertapa di Tengah Keramaian Umumnya kegiatan bertapa atau bermeditasi itu dilakukan di tempat sunyi, di gunung, di gua, di pedesaan... selengkapnya
Momentum Peringatan Isra’ Mikraj Tepat 24 April 2017 kita memperingati Isro’ Mikraj Nabi Muhammad SAW. Hal ini merupakan momentum umat... selengkapnya
Saat ini, ada banyak sekali produk body scrub yang beredar di pasaran. Salah satu yang paling banyak digemari adalah body... selengkapnya
Khasiat Kacang Kenari Meningkatkan Lapisan Sel bagi Penderita Diabetes Selain dapat menghaluskan kulit, kacang kenari juga bermanfaat untuk kesehatan karena... selengkapnya
Tidak seperti di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, makam orang-orang suci yaitu, para wali begitu terawat. Namun di Yaman yang... selengkapnya
Dengan mengutip ajaran Kanjeng Nabi Muhammad dan gurunya Al-Ghazali menyimpulkan bahwa kehidupan kita ini sesungguhnya hanya terdiri dari tiga tarikan... selengkapnya
Datuk Sanggul hidup sekitar abad ke-18 M, saruzaman dengan Syekh Maulana Muhammad Arsyad al-Banjari, yang terkenal dengan sebutan Datuk Kalampayan,... selengkapnya
Putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila ya g lahir pada tahun 1465 ini meninggalkan berbagai jejak spiritualnya di sebuah... selengkapnya
Susuk Gaib Berlian Susuk Gaib Berlian adalah susuk yang berfungsi untuk daya pengasihan, pelarisan, mendatangkan rezeki, melancarkan bisnis, usaha, karir,… selengkapnya
Rp 2.500.000Mustika kepompong wesi kuning adalah mustika yang termasuk dari jenis Pusaka Wesi Kuning yang tersohor di Nusantara. Wesi Kuning sendiri… selengkapnya
Rp 2.000.000GARAM KRISTAL PEMANCAR AURA +Pemrograman Energi Shamballa Garam khusus mandi yang diprogram untuk memperbaiki dan memancarkan aura agar bersih dan… selengkapnya
Rp 300.000ROGRAM KHUSUS PENGISIAN ILMU GHAIB, PELET DAN KESELAMATAN Bagi anda yang tertarik untuk membentengi diri dengan ilmu gaib/ energi keselamatan… selengkapnya
Rp 2.500.000Khusus bagi Anda yang ingin memiliki pegangan azimat dalam bentuk Cincin, Liontine, Keris, Wafak, Minyak, Asma’ dan Saputangan. atau ingin… selengkapnya
Rp 1.500.000Cincin Giok Kesehatan terbuat dari batu giok asli dan terbaik dengan tampilan menarik dan trendy sehingga cocok dipakai siapapun. Giok… selengkapnya
Rp 300.000Cemeti Ali merupakan sebuah piranti perisai diri yang sangat kuat dalam memberikan perlindungan mutlak lahir batin bagi pemiliknya. Secara alami… selengkapnya
Rp 1.000.000Mustika Kantong Macan Asli Power Istimewa Mustika Kantong Macan adalah jenis mustika yang memiliki kekuatan ghaib sangat dahsyat. Dikatakan Mustika… selengkapnya
Rp 5.000.000Ilmu Pemusnah Sihir dan Santet adalah Ilmu yang berfungsi untuk menghancurkan dan mengobati sihir, santet, teluh, guna-guna baik yang baru… selengkapnya
Rp 2.500.000Mustika Green Calchedony adalah mustika Hasil riyadhoh dengan ilmu Hikmah tingkat tinggi dan Amalan Sholawat Syifa. Mustika ini memiliki energi… selengkapnya
Rp 1.500.000
Saat ini belum tersedia komentar.